Dari beberapa negara Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi tertinggi untuk kasus gangguan tiroid. Kondisi ini umumnya lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria.

Parahnya lagi, gangguan tiroid pada wanita biasanya tidak disadari. Alhasil, kondisi ini membawa beberapa masalah kesehatan yang cukup serius. Apa yang menyebabkan hal ini dan apa saja dampaknya?

Gangguan tiroid pada wanita adalah kondisi terganggunya jumlah hormon tiroid—bisa terlalu banyak (hipertiroid) atau terlalu sedikit (hipotiroid)—pada seorang wanita.
Tiroid adalah kelenjar yang menghasilkan hormon endokrin. Kelenjar ini terletak di bagian depan dan bawah leher dengan bentuk menyerupai kupu-kupu.

Fungsi tiroid adalah untuk mengatur banyaknya sel jaringan dan organ tubuh Anda. Hormon tiroid dalam jumlah yang normal dapat memaksimalkan perkembangan tubuh dan otak Anda.

Tidak hanya jumlahnya yang kelebihan atau kekurangan, gangguan tiroid pada wanita juga bisa disebabkan oleh kelainan fungsi dan bentuk tiroid.

Misalnya, pembesaran kelenjar tiroid, gondok, dan GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium). Kelenjar tiroid juga bisa terserang infeksi atau bahkan kanker.

Menurut Dr. dr. Fatimah Eliana, SpPD-KEMD, dokter ahli endokrin yang ditemui di Kementerian Kesehatan Indonesia, Rabu (17/07), gejala gangguan tiroid pada wanita sering kali tidak dideteksi.

Hal ini disebabkan karena beberapa gejala gangguan tiroid mirip dengan kondisi penyakit lain. Anda harus melakukan tes untuk memastikan masalah hormon tiroid ini.

Dr. Fatimah Eliana mengatakan ada beberapa gejala gangguan tiroid yang umum terjadi pada wanita. 

Gejala hipertiroid

  • Sering merasa kepanasan
  • Berat badan menurun
  • Sering berkeringat
  • Rambut rontok
  • Tangan tremor
  • Detak jantung cepat

Gejala hipotiroid

  • Sembelit
  • Berat badan naik drastis
  • Rambut rontok
  • Kuku rapuh
  • Depresi
  • Cepat lelah
Menurut dr. Fatimah Eliana, gangguan tiroid cenderung lebih rentan terjadi pada wanita karena kandungan hormon estrogen yang dimiliki. Wanita diketahui memang memiliki lebih banyak hormon estrogen dibandingkan pria. 

Gangguan tiroid termasuk ke dalam salah satu penyakit autoimun. Penyakit autoimun itu sendiri memang diketahui lebih sering menyerang wanita karena estrogen tadi.

Hormon estrogen dapat menyebabkan hormon tiroid tidak dapat berfungsi secara optimal. Akibatnya, seseorang jadi lebih rentan terkena hipertiroid ataupun hipotiroid.

Umumnya, gangguan tiroid pada wanita dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari. Bahkan, kondisi ini juga dapat menurunkan kualitas hidup.

Pada wanita, ada dua dampak gangguan tiroid yang harus diwaspadai, antara lain:

Membuat siklus menstruasi berantakan


Hormon tiroid adalah hormon yang membantu mengendalikan siklus menstruasi wanita. Terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon tiroid dapat membuat haid jadi sedikit, terlalu banyak, atau bahkan siklusnya tidak teratur.

Gangguan tiroid juga dapat menyebabkan menstruasi berhenti selama beberapa bulan atau lebih. Kondisi ini disebut dengan amenore.

Jika gangguan tiroid menyebabkan masalah pada sel telur wanita, ada risiko Anda bisa mengalami menopause dini sebelum usia 40 tahun.

Berdampak pada kesuburan


Gangguan tiroid, seperti hipertiroidisme dan hipotiroidisme dapat menyebabkan ketidaksuburan pada wanita. Ini karena hormon tiroid dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh wanita yang mengatur ovulasi.

Gangguan tiroid yang berupa hipotiroidisme pada wanita juga dapat menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak prolaktin. Prolaktin adalah hormon merangsang tubuh memproduksi ASI. Terlalu banyak prolaktin dapat mencegah ovulasi.

Menurut dr. Fatimah Eliana, untuk mengatasi gangguan tiroid pada wanita harus dilakukan skrining atau tes terlebih dahulu untuk mengetahui jenis gangguan yang dialami. Beda jenis masalah tiroid, akan berbeda pula penangan dan obatnya.

Untuk kelainan hipertiroid, umumnya dokter akan memberikan obat antitiroid untuk mengatasi kelebihan hormon dalam tubuh Anda. Pemberian obat anti tiroid ini bisa dalam jangka waktu lama, pendek, atau bahkan selamanya tergantung pada kondisi kesehatan Anda.

Sedangkan, untuk mereka yang mengalami hipotiroid, umumnya dokter akan memberikan hormon tiroid yang akan dikombinasikan dengan obat antibiotik dan antinyeri.

Mereka yang mengalami gangguan tiroid karena kanker, dibutuhkan kombinasi obat, terapi radioaktif dan bahkan operasi jika dibutuhkan. Anda tidak disarankan menggunakan obat herbal atau alternatif untuk mengatasi masalah tiroid.

Selain itu, dr. Rita Yuliarnis, ahli gizi yang ditemui dalam kesempatan yang sama, Rabu (17/07), menimpali bahwa pengobatan gangguan tiroid harus dibarengi dengan pola makan yang sehat.

Saat kekurangan tiroid, disarankan untuk perbanyak makanan yang mengandung yodium, salah satunya bisa didapat dari garam beryodium. Selenium juga dibutuhkan dan bisa didapat dari ikan, telur, dan susu.

Sementara itu, untuk mereka yang mengalami masalah hipertiroid disertai dengan menurunnya berat badan, dr. Rita menganjurkan untuk minum obat dan makan makanan penambah energi.

Meningkatkan asupan energi, protein, dan asam lemak esensial dapat menjadi cara alami untuk mengatasi gangguan tiroid pada wanita selain minum obat.