Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) Erick Thohir tengah mengevaluasi anak perusahaan BUMN yang tak jelas dasar pembentukannya.

Hal tersebut dikatakan oleh Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di kantornya, Jakarta, Rabu (20/11/2019). “Kemudian juga kita menyoroti cucu-cicit perusahaan (BUMN), ini banyak anak perusahaan yang dibuat, tidak tahu dasarnya apa, sehingga kalau anak perusahaan tersebut tujuannya menguntungkan, silakan,” ujar Arya.

Arya mencontohkan, saat ini ada 11 perusahaan air minum milik BUMN. Menurut dia, banyaknya perusahaan plat merah yang bergerak dalam industri yang sama, tak baik bagi bisnis perusahaan yang bersangkutan.

“Ini bayangkan kemarin di data 11 perushaaan air minum di bawah BUMN lho, kan kita bingung. Ini akan dikonsolidasikan. Artinya kita lihat mana yang bisa digabung, kalau rugi, bukan corenya dan tidak menguntungkan dievaluasi ulang, kalau bisa tutup, tutup saja,” kata Arya.

Banyaknya perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang yang sama, kata Arya, membuat saling sikut. Alhasil, ada belasan perusahaan BUMN yang berseteru hingga masuk ke jalur hukum.

“Kemarin juga disoroti, bahwa antar-BUMN saling gugat. Ada 13 kasus yang kami data. Ini akan coba ke depan enggak lagi seperti ini. Harusnya didudukkan sama-sama, sebagai keluarga besar kan lucu saling gugat,” ucapnya.