Pria ini meraup keuntungan dari modal 300 Ribu....Penasaran?





Niatnya untuk berbisnis lewat sesuatu yang terbilang nyeleneh ternyata disambut baik oleh masyarakat yang justru kagum akan produk-produk yang dihasilkan. Hal itu pula yang barangkali membuat seorang Sulaiman Said berpesan kepada para pebisnis pemula untuk tidak takut mewujudkan mimpinya.

Lewat brand Kamengski, lulusan Desain Grafis Institut Kesenian Jakarta (IKJ) tersebut berhasil menjalankan bisnis konveksi yang telah dirintisnya sejak tahun 2009 tersebut. Kamengski yang awalnya menjual produk kaos saja, kini telah banyak menghasilkan berbagai macam produk dengan karya yang tak pernah habis nyelenehnya seiring berjalannya waktu.

Said, panggilan akrab pria yang rendah hati tersebut mengatakan, bisnisnya berawal dari keisengannya mencari cara bagaimana membawa brand-brand populer dan mahal di luar negeri masuk ke Indonesia namun dengan rasa yang justru sangat Indonesia.

Sebut saja brand sepatu Nike yang diplesetkan menjadi Nike Ardila pada produk topi yang diproduksinya. Kemudian ada pula logo New Balance (NB) yang menjadi KB dengan singkatan Keluarga Berencana hingga Slam Dunk yang menjadi Hetty Koeslamdunk, parodi nama dari penyanyi keroncong populer di era 70-an, Hetty Koes Endang.

Sederet nama parodi lainnya juga telah digunakan dalam produk-produk konveksi yang telah dihasilkan oleh Kamengski, mulai dari medium kaos, topi, tas, kaos kaki, keset kaki, jaket dan banyak lagi.

"Gua bikin Kamengski karena gua berfikir untuk bagaimana merealisasikan ide-ide yang menurut gua itu bagus untuk terwujud," katanya kepada detikFinance saat dihubungi, Sabtu (16/3/2018).

Saking nyelenehnya, nama Kamengski pun didapat tak lewat pencarian khusus dan pemilihan makna apapun. Said mengaku nama tersebut hanya terlintas dalam pikiran dan mengubah nama yang terlintas tersebut menjadi nyentrik, seolah sesuai dengan kekuatan produk-produk yang dijualnya.

Modal awalnya pun hanya Rp 300 ribu dalam menjalankan bisnis ini. Modal tersebut digunakan untuk memproduksi 12 lusin kaos yang telah disiapkan sesuai dengan desain yang sudah dirancangnya.

Menurutnya, berkreasi di industri kreatif tak terbatas akan modal. Berbekal kreatifitas, dia yakin bisnis yang dijalankannya memiliki ruang gerak yang luas sehingga tak takut untuk gagal.

"Gua jual ke teman-teman aja pada awalnya, dari mulut ke mulut, pakai social media seadanya. Satu kaos tahun 2009 itu gua jual Rp 85.000 kalau nggak salah per kaosnya," ujar dia.

Seiring berjalannya waktu, bisnis Kamengski melesat. Produk-produk dengan kekuatan parodi brand yang nyeleneh membuat bisnis ini terus berkembang lewat media yang juga semakin beragam.

Sama halnya dengan kekuatan parodi nyeleneh yang terus dipegang oleh Kamengski, Said juga konsisten terus mengandalkan internet atau sosial media dalam memasarkan produk-produknya.

Saat ini produk Kamengski bisa terjual hingga 400 pcs per bulan. Dengan kisaran harga produk Rp 50 ribu sampai Rp 400 ribu, omzet produk Kamengski diperkirakan pada kisaran puluhan hingga seratusan juta per bulannya.

Meski demikian, Said menolak untuk mengukur kesuksesannya lewat jumlah omzet yang diraihnya tersebut. Mengaku malu untuk menyebutkan besaran omzet yang diraihnya, namun Said meyakinkan kepada para pebisnis pemula untuk tidak pernah malu dalam mewujudkan mimpi lewat bisnis yang dijalankan.

Konsistensi dan kegigihan dalam berusaha pun menurutnya menjadi kunci agar bisnis yang telah dimulai bisa terus 'hidup' dan sukses bahkan lebih dari yang diimpikan.

"Karena menurut gua proses nggak akan ngebohongin hasil. Gaspoll aja apa yang mau diwujudkan. Segera laksanakan, kalau hasilnya belum memuaskan, perbaiki saja sambil jalan," pungkasnya.

Untuk info produk Kamengski yang lebih lengkap, kunjungi Instagramnya di @kamengski atau di @kamengski_stuff (katalog) dengan bio yang menunjukkan keseriusan nyelenehnya produk Kamengski: In fun we trust. Selamat terinspirasi!